Pengakuan Genthong: Jengkel Karena Dikhianati
Kapolres Nganjuk AKBP Anggoro Sukartono saat memeriksa Genthong
NGANJUK, KOMPAS.com - Warga Nganjuk, Jawa Timur, gempar, setelah terungkap pembunuhan berantai menggunakan racun yang memakan korban 15 orang.
Awalnya,
Polres Ngajuk mengira enam korban, empat di antaranya tewas, merupakan
korban pembiusan yang biasa menimpa para penumpang angkutan umum
antarkota. Namun, setelah dilakukan penyelidikan mendalam dan
pemeriksaan terhadap para korban selamat serta saksi, polisi menemukan
mata rantai yang mengarah kepada pelaku tunggal bernama Mujianto alias
Menthok alias Genthong (24).
Belakangan terungkap, Mujianto
melakukan aksinya sejak Januari hingga Februari 2012. Tersangka yang
dikenal sebagai gay alias homoseksual mengaku melakukan pembunuhan
berantai karena cemburu kepada para korban. Mujianto dapat
diidentifikasi dan ditangkap setelah polisi membuat sketsa wajah
berdasar keterangan para saksi.
"Keterangan korban kelima,
lebih-lebih yang keenam, membuat petugas kami menemukan titik terang.
Mujianto kami ciduk di tempat tinggalnya sementara, Desa Sonopatik
Kecamatan Berbek Kabupaten Nganjuk," ucap Kapolres Nganjuk AKBP Anggoro
Sukartono, Rabu (15/2/2012).
Menurut Kapolres, tersangka
diliputi amarah setelah pacarnya, JS, berpacaran dengan sejumlah orang
lain. Diam-diam tersangka mencatat nomor telepon yang dicurigai di
ponsel JS. Selanjutnya Mujianto menghubungi atau mengirim SMS ke
nomor-nomor korban, selanjutnya melakukan aksi mautnya.
AKBP
Anggoro menambahkan, nyawa empat korban pertama tidak tertolong
meskipun sempat dirawat di rumah sakit (RS). Korban diberi racun tikus
yang dicampur dalam makanan.
Setelah muncul korban kelima dan
keenam, polisi mulai memperoleh keterangan penting. Dua korban itu
dapat diselamatkan setelah mendapatkan perawatan medis di RS. Tersangka
biasanya menitipkan korban yang sudah dalam kondisi tak berdaya ke
rumah penduduk.
Dalam keterangannya kepada penyidik, Mujianto
mengatakan, dirinya meracuni para korban karena dihinggapi rasa
cemburu. Selama ini Mujianto mengaku bekerja sebagai pembantu rumah
tangga di rumah JS.
Soal Hukum, Orang Tua Genthong Pasrah
KEDIRI, KOMPAS.com -
Keluarga besar Mujianto (24) alias Genthong, lelaki penyuka sesama jenis
yang diduga melakukan pembiusan dan pembunuhan terhadap belasan orang,
mengaku pasrah terhadap hukuman yang bakal dikenakan terhadap Genthong.
“Kami pasrah dengan musibah ini. Walaupun kami terkejut,” kata Parni,
ayah angkat Mujianto ditemui di rumahnya di Desa Jatikapur, Kecamatan
Tarokan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Selasa (14/2/2012) kemarin.
Parni mengungkapkan, sebenarnya Mujianto hanyalah anak angkatnya. Ceritanya, saat berusia satu tahun orang tuanya yang berasal dari Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, tidak mampu merawatnya. Saat itu, Mujianto bayi dalam kondisi sakit. “Karena kasihan, saya dan istri saya, akhirnya merawatnya,” ujar Parni.
Parni mengatakan, sejak diasuhnya Mujianto anak yang tertutup, pendiam dan tidak begitu bergaul dengan teman-temannya. Sebaliknya, kalau urusan rumah Mujianto sangat pandai, seperti memasak dan membersihkan rumah. Tiga tahun lalu, kata Parni, Mujianto pamit hendak bekerja di rumah Joko Siswanto di Nganjuk. Sebenarnya, ia dan istrinya telah melarangnya namun Mujianto nekad berangkat.
Pinartun, istri Parni mengaku, sejak bekerja di Nganjuk, Mujianto jarang datang ke Kediri. Terakhir, ia datang ke Kediri pada Sabtu (11/2/2012) dan hanya menanyakan kabar dirinya. “Saya memang agak sakit, dan ia pulang hanya menanyakan apakah saya sudah sembuh atau belum,” kata Pinartun.
Ia tidak menyangka jika anaknya terlibat masalah hukum, terlebih lagi dalam masalah hubungan dengan sesama jenis. Sampai saat ini, keluarga juga belum menjenguk Mujianto di Polres Nganjuk. Ia hanya berharap, anaknya sehat.
Genthong Mengaku Bunuh 15 Orang
NGANJUK, KOMPAS.com -
Kasus pembiusan dan pembunuhan yang dilakukan seorang bernama Mujianto
alias Menthok alias Genthong (24) warga Desa Jatikapur Kecamatan Tarokan
Kabupaten Kediri, ternyata telah merenggut 15 nyawa.
Tujuh orang
yang menjadi korban perbuatan pria yang diketahui sebagai penyuka
sesama jenis (homoseks) ini, empat di antaranya tewas antara Januari
2011 - Februari 2012. Sedangkan sebelum 2011, ternyata Mujianto juga
telah melakukan hal yang sama terhadap delapan orang.
Kepala
Polres Nganjuk AKBP Anggoro Sukartono mengatakan, banyaknya jumlah
korban tersebut berdasar pengakuan tersangka kepada penyidik.
Kebanyakan para korban berasal dari luar Nganjuk, dan sangat tertutup
karena mereka diduga bagian dari komunitas penyuka sejenis.
“Ketertutupan
korban, karena sebelum dibius mereka terlebih dahulu melakukan hubungan
badan. Baik itu di kamar mandi SPBU, pematang sawah dan lainnya. Saat
berhubungan badan, korban berperan sebagai perempuan,” kata Anggoro
Sukartono di Mapolres Nganjuk, Selasa (14/2/2012) kemarin.
Modus
pembiusan dengan mencampur obat bius ke dalam minuman teh ataupun kopi
yang disuguhkan kepada korban. Setelah korban tidak sadar, hartanya
diambil, sedangkan korban ditinggal begitu saja di rumah warga terdekat.
Penyidik
Markas Polres Nganjuk, akan mendatangkan psikolog dari Polda Jawa Timur
untuk memeriksa kejiwaan dan psikologis pelaku. “Hal itu untuk
mengetahui perilaku sesungguhnya dari pelaku, hingga nekat melakukan
pembiusan terhadap para korban yang sebagai pelampiasan cemburu dan
dendam terhadap para pacar gelap kekasihnya Mr JS,” kata Anggoro.
Pengakuan Genthong: Jengkel Karena Dikhianati
Reviewed by Admin
on
6:34:00 AM
Rating: