Mikroba Jadi Baterai Wahana Antariksa Masa Depan
WASHINGTON, KOMPAS.com -
Wahana antariksa milik NASA yang bertugas ke Mars, Curiosity, adalah
salah satu wahana antariksa paling modern dalam hal sistem pemasok
dayanya. Curiosity memakai Radioisotope Thermoelectric Generator (RTG)
yang memanfaatkan plutonium.
Sistem yang dipakai oleh Curiosity
sudah merupakan kemajuan. Pemakaian energi surya saat ini kurang cocok
dengan misi antariksa ke planet atau bulan yang jauh dari Matahari.
Energi Matahari yang diterima akan terlalu sedikit untuk mengisi ulang
tenaga wahana antariksa itu.
Meskipun demikian, RTG masih
menyimpan kelemahan. RTG lebih cocok untuk wahana antariksa berukuran
besar. Jika wahana dirancang dengan bobot mencapai 900 kg seperti
Curiosity, tentu tak masalah. Tapi bagaimana jika hal itu diterapkan
untuk wahana yang lebih kecil? Bagaimana caranya?
Ilmuwan
menggagas apa yang dinamakan Microbial Fuel Cells (MFCs). Sistem ini
menghasilkan jumlah energi yang lebih sedikit, tetapi berorientasi
jangka panjang. Kelebihan lain adalah efisisen.
MFCs dapat
dianalogikan seperti sebuah baterai hidup. Ya, baterai ini dipenuhi
mikroba yang memakan gula dan menghasilkan energi. Karena bakteri ini
memakan gula, bisa disebut juga sel bahan bakar manis.
Secara
teori, MFCs mampu memproduksi energi dengan efisiensi lebih dari 50
persen, sementara RTG hanya 10 persen. Meskipun MFCs tidak dapat memberi
cukup daya bagi gerak wahana antariksa besar, tetapi sistem ini bisa
menjaga peralatan rendah daya tetap beroperasi.
MFCs akan sempurna
bila dimanfaatkan untuk menggerakkan robot kecil yang sesekali melompat
dari tempat satu ke tempat lain. Aplikasi lainnya juga mungkin
dikembangkan di kemudian hari. MFCs rencananya akan dimanfaatkan untuk
mendukung operasi Naval Research Lab, terutama pada sistem penggeraknya.
Mikroba Jadi Baterai Wahana Antariksa Masa Depan
Reviewed by Admin
on
8:36:00 PM
Rating: