Simoncelli Sempat Diramal Jadi Bintang Tahun Depan

SEPANG, KOMPAS.com - Pebalap
Honda Gressini asal Italia, Marco Simoncelli, yang meninggal dunia
akibat kecelakaan maut saat balap MotoGP di Sepang, Malaysia, Minggu
(23/10/2011), dikenal sebagai sosok flamboyan dan salah satu pembalap
berbakat di dunia otomotif.
Dengan gaya rambut kribonya,
Simoncelli amat mudah dikenali. Sementara itu, bakat yang dimilikinya
membuat Simoncelli selalu mendapat perhatian dari banyak pihak.
Ironisnya,
Sirkuit Sepang tempat Simoncelli memastikan gelar juara dunia kelas
250cc pada 2008, menjadi sirkuit terakhir yang dipakai pembalap ini.
Kecelakaan
yang melibatkan Collin Edwards dan Valentino Rossi tersebut membuat
Simoncelli terkapar di lintasan. "Supersic" jatuh dan terseret ke jalur
pebalap Yamaha Tech 3, Colin Edwards, yang tak kuasa menghindar sehingga
menghantam motor sekaligus kepala Simoncelli.
Saat itu juga
bendera merah dikibarkan, dan Simoncelli dievakuasi dengan ambulans ke
pusat medis sirkuit. Sayang, takdir berkata lain, karena nyawanya tak
tertolong sehingga dia meninggal pada pukul 16.56 waktu setempat.
Menurut
direktur medis MotoGP, Simoncelli cedera parah pada beberapa bagian
tubuh, sehingga dia tak mampu melawannya. Pebalap berusia 24 tahun
tersebut mengalami luka yang besar pada kepala, leher, dan dada. Upaya
pihak paramedis untuk menyelamatkan nyawanya gagal.
Simoncelli
dilahirkan di Cattolica, 20 Januari 1987. Ia mengakhiri karir balap
domestiknya, dengan pindah ke tim Aprilia pada 2002. Saat itu, ia
mengikuti kejuaraan MotoGP kelas 125cc. Kemenangan pertamanya didapat
pada 2004, setelah ia meraih pole position di GP Spanyol.
Pada
2006, ia kemudian naik tingkat ke kelas 250cc, dan pindah ke Tim Gilera.
Bersama tim ini, Simoncelli meraih gelar juara dunia pada 2008. Setelah
meraih 12 kemenangan di kelas 250cc, ia kemudian beralih ke MotoGP.
Pada 2010, Simoncelli membela Honda Gressini.
Pada Mei lalu, ia
sempat terlibat kecelakaan kontroversial dengan pembalap Honda lainnya,
Dani Pedrosa, saat keduanya mengikuti GP Prancis di Le Mans. Akibat
kecelakaan itu, Pedrosa terpaksa menjalani operasi akibat menderita
patah tulang pada bahunya.
Simoncelli dituduh telah melakukan
manuver ilegal. Ia pun kerap mendapat kecaman dari fans Pedrosa akibat
kasusnya dengan pebalap Spanyol tersebut.
Hasil terbaik yang
ditorehkan Simoncelli di kelas MotoGP adalah posisi kedua, saat Casey
Stoner memastikan gelar juaranya di GP Australia pekan lalu. Sepekan
setelah pencapaian tersebut, Simoncelli pun harus menghembuskan nafas
terakhirnya.
Pembalap Formula 1, Mark Webber, menuturkan bela
sungkawanya melalui akun twitternya, "RIP Marco. Bakat istimewa yang
akan dirindukan. Memikirkan cintamu dan semua paddock MotoGP."
Sementara
itu pembalap Moto GP, Cal Crutchlow menuliskan di twitternya, "RIP
Marco Simoncelli. Pembalap hebat dan orang yang akrab dengan semuanya.
Pikiranku bersama dengan keluarga dan temannya. Saya tidak akan pernah
melupakan hari ini."
"Pada saat aku melihat cuplikan adegan
tersebut, saya merasa mual. Kapanpun helm itu lepas, itu adalah pertanda
buruk," kata Stoner kepada BBC.
Matt Roberts, presenter BBC
menggambarkan Simoncelli sebagai sosok menarik baik di dalam maupun di
luar track. "Saat seseorang meninggal, semua orang selalu berkata kalau
mereka cinta kehidupan. Namun ia adalah pribadi yang sangat
bersemangat," katanya.
"Ia telah memiliki penggemar dalam jumlah
besar di seluruh dunia, meskipun kerap dicemooh karena cara balapnya
yang agresif, namun ia adalah pria yang luar biasa. Ia tidak menjadikan
dirinya terlalu serius, dan akan menjadi bintang tahun depan."
Simoncelli Sempat Diramal Jadi Bintang Tahun Depan
Reviewed by Admin
on
11:01:00 AM
Rating: