Di Sumedang Muncul Ulat Bulu Jenis Lain yang Lebih Mengerikan

Ulat yang banyak ditemukan di Sejumlah pohon mangga di lingkungan pemukiman warga RT 4 RW 5, Dusun Bantarawi, Desa Padajaya, Kec. Wado, Kab. Sumedang.*

SUMEDANG, (PRLM).- Fenomena serangan ulat terhadap pepohonan di Kab. Sumedang meluas. Setelah dalam beberapa hari terakhir muncul di Dusun Sidaraja, Desa Padanaan, Kec. Paseh, kali ini di Dusun Bantarawi, Desa Padajaya, Kec. Wado, juga telah muncul serbuan ulat bulu beda jenis yang menyerang di Dusun Sidaraja.
Serangan ulat bulu dengan populasi tinggi pada puluhan pohon mangga di Dusun Sidaraja, selain ulatnya tidak merusak daun dan pohon inangnya, kini sudah berhasil dikendalikan dengan penyemprotan cairan insektisida. Sementara, serangan ulat bulu jenis lain yang kini muncul di Dusun Bantarawi, Desa Padajaya, Wado, populasinya tidak sebanyak di Dusun Sidaraja, tetapi keberadaannya lebih mengerikan serta merusak terhadap pohon-pohon inang yang dikerubutinya.
"Dua hari lalu, daun-daun pohon mangga ini masih utuh, sekarang sudah seperti ini," ujar Ajo (32) warga RT 4 RW 5 Dusun Bantarawi, seraya menunjuk pohon mangga di halaman rumahnya yang sudah nyaris meranggas digasak ratusan ulat bulu.
Selain pohon mangga milik Ajo, di dusun tersebut, terutama di lingkungan RW 5 juga terdapat sedikitnya belasan pohon mangga rusak daun bahkan meranggas. Sejumlah warga dan pemilik pohon mangga itu, juga menyebutkan bahwa kerusakan daun pohon-pohon mangga di lingkungan RW-nya itu akibat digasak ulat dalam beberapa pekan terakhir.
Berdasarkan keterangan warga serta dilihat dari ulat yang sedang menyerang pohon, jenis ulat bulu yang menyerang di dusun itu, sedikitnya ada tiga jenis berbeda, dan semuanya tidak sama dengan ulat bulu di Sidaraja. "Ketiga jenis ulat yang menyerang di sini, semuanya juga sepertinya pemakan daun," ujar Ajo, dibenarkan sejumlah vwarga lainnya di dusun tersebut.
Di antara, ketiga jenis ulat yang menyerang pohon mangga di Bantarwawi, saat ini yang paling banyak berupa ulat berkepala hitam, kulit tubuh kecoklatan. Warga di dusun itu menyebutnya ulat sineunangkeup. "Ulat seperti ini, dari dulu juga sering ditemukan pada pohon-pohon di kampung ini, tetapi hanya satu dua ekor saja. Kalau sampai menggeroyok hingga ratusan ekor pada satu pohon seperti ini, baru sekarang-sekarang saja terjadi," tutur Ny. Waliyah (45) tetangga rumah Ajo.
Oleh karena itu, Ajo dan sejumlah warga di lingkungan RW tersebut, berharap kasus serangan ulat bulu di dusunnya segera mendapat penanganan dari pemerintah. Mereka mengaku khawatir ulat-uat bulu itu keburu menjadi kupu-kupu menebar luas serangannya dengan populasi lebih banyak.
Namun, menurut Ajo dan sejumlah warga di dusun tersebut kasus serangan ulat bulu perusak pohon di dusunnya itu, sejauh ini belum dilaporkan masyarakat kepada pemerintah serta belum ada pendeteksian dari aparat terkait. Untuk menanggulangi dampak serangan ulat, para pemilik pohon terkena serbuan ulat di dusun itu baru sebatas mengatasinya dengan cara membakar ulat-ulat pada pohonnya.
Selain itu, menurut Koordinator Penanggulangan Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Sumedang Yoyon Sudianto, pada Rabu (13/4) pihaknya juga telah menerima laporan terdapat kasus serangan ulat bulu terhadap pohon di Dusun Cimajah, Desa dan Kec. Wado, serta di Desa Sukakersa, Kec. Jatigede.
"Berdasarkan hasil analisa petugas POPT, ulat bulu yang menyerang di Dusun Cimajah, ada empat jenis ulat, dan tadi siang kami pun sudah mengambil sampelnya untuk dikirim dan diteliti di laboratorium. Namun, untuk kasus yang di Dusun Bantarawi, Desa Padajaya, sampai sekarang kami belum menerima laporan," ujar Yoyon.
Yoyon, menyebutkan, berdasarkan hasil analisa sementara, beberapa jenis ulat yang menyerang sejumlah pohon di Cimajah Wasdo dan di Desa Sukakersa, di antaranya juga telah merusak daun-daun pohon inangnya. "Oleh karena itu, sekarang para petugas POPT di lapangan sedang terus bergerak menganalisa populasi dan serangan ulat-ulat itu untuk menentukan cara-cara penanganannya," katanya. (A-91/das)***