Sejumlah Wisatawan Asing Pindah Hotel




















Sejumlah wisatawan terutama asing mendadak pindah menginap. Berdasarkan catatan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, mereka belum berniat meninggalkan "Pulau Dewata", tetapi menghindari hotel berstruktur gedung dengan sejumlah lantai serta berlokasi dekat dengan pantai.
"Kami terus memantau hingga malam ini. Turis asing beberapa terpaksa pindah karena waswas. Jika terjadi gempa susulan, mereka khawatir tak bisa segera menyelamatkan diri kalau masih menginap di hotel berstruktur bangunan bertingkat," ucap Sekretaris PHRI Bali Perry Markus, Kamis (13/10/2011) malam.
Ia menambahkan, kepindahan ini makin bertambah setelah adanya gempa susulan sore harinya yang guncangannya hampir sama kerasnya dengan yang pertama.
Perry mengatakan, sementara ini pihaknya masih fokus menginventarisasi kerusakan. "Ini bencana gempa yang sulit diprediksi," katanya.
Soal kerusakan fisik bangunan, hingga laporan malam ini tidak ada hotel dan restoran ambruk. Kerusakan masih tercatat sekitar genteng berjatuhan, kaca-kaca pecah, retak, serta plafon jebol.

Gempa Terasa di Lombok
Gempa berkekuatan 6,8 SR mengguncang yang mengguncang Pulau Bali siang tadi juga dirasakan warga Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gempa ini terasa hingga Kabupaten Bima, Pulau Sumbawa, meski goncangan sangat kecil.
“Kepala saya masih pusing, karena ketika gempa terjadi, saya duduk di lantai rumah, tapi rasanya (seperti) duduk di atas angkutan umum yang melewati jalan berombak, goyang sekali” ujar Mulyadi, warga Dusun Pai, Desa Pemongkong, Lombok Timur. Dalam perkiraannya goyangan gempa itu berjalan satu menit.
Sedangkan Atin, warga Kota Bima, Pulau Sumbawa, mengatakan, goyangan gempa terasa kecil, singkat sekitar lima detik. Bagi warga yang lagi sibuk kerja, dikatakan tidak akan merasakan gempa ini. “Kebetulan saya lagi baring di kamar, sehingga tempar tidur terasa bergoyang,” ujarnya.
Di Mataram, goncangan gempa terasa keras, bahkan para karyawan kantor pemerintah berhamburan keluar ruangan. Sebuah tower milik Dinas Pertambangan dan Energi NTB, menurut saksi mata, terlihat bergoyang akibat gempa itu.


Patahan Penyebab Gempa Bali Belum Banyak Diteliti
Danny Hilman Natawijaya, pengamat gempa dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mengatakan bahwa patahan di wilayah sekitar Bali yang berpotensi mengakibatkan gempa bumi dan tsunami belum banyak diteliti.
"Pemetaan patahan sebenarnya sudah dilakukan. Tetapi, penelitian tentang sifat, sejarah patahan tersebut dan potensi gempa yang bisa ditimbulkan di masa yang akan datang belum banyak diteliti," katanya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (13/10/2011).
Danny mengungkapkan, ada beberapa patahan yang kini sudah diidentifikasi, salah satunya adalah Patahan Bali Utara. Sementara itu, patahan lain juga terdapat di wilayah timur Bali. Di wilayah selatan Bali terdapat zona subduksi yang juga berpotensi menimbulkan gempa.
Meski demikian, Danny mengatakan, "Banyak peristiwa gempa di Bali yang kita belum tahu pasti patahan mana yang menyebabkan. Seperti gempa besar tahun 1800an itu, kita juga belum tahu pasti. Gempa hari ini kita juga belum tahu pasti."
Danny mengatakan, pemetaan dan penelitian tentang karakteristik patahan yang berpotensi mengakibatkan gempa di Bali harus dilakukan. "Kita sudah berencana untuk memasang GPS di utara dan selatan Bali. Jadi sebenarnya sudah ada rencana untuk meneliti ke sana," tutur Danny.
Hari ini gempa mengguncang Bali dengan kekuatan 6,8 skala Richter dan magnitud 4 MMI. Gempa dirasakan oleh warga Mataram, Malang, Surabaya hingga Yogyakarta. Sejumlah gempa berkekuatan lebih kecil menyusul sesudahnya.
Dalam sejarah, Danny mengatakan, cukup banyak gempa berkekuatan rendah terjadi di wilayah utara dan timur Bali. Gempa dengan episentrum di wilayah selatan Bali seperti hari ini tergolong jarang terjadi. Secara umum, frekuensi terjadinya gempa besar di Bali dikatakan sedang.
Gempa besar yang pernah terjadi di Bali antara lain pada 17 Desember 1979 di wilayah Karangasem. Adapun salah satu gempa tertua yang tercatat adalah pada 29 Maret 1862. Setidaknya ada tiga gempa yang mengakibatkan tsunami, terjadi pada 12 November 1815, 13 Mei 1857, dan 21 Januari 1917.


Gempa Susulan di Bali Sudah 7 Kali
Guncangan gempa susulan masih terus terasa mengguncang Denpasar, Bali. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mencatat tujuh kali gempa susulan terjadi.
Namun, enam gempa susulan tidak terasa. Gempa susulan ketujuh terasa kuat sekitar 5 detik terjadi sekitar pukul 15.40 Wita. Menurut BKMG, gempa susulan ini berkekuatan 5,6 SR.
Guncangan yang cukup terasa membuat orang berhamburan keluar rumah. Namun, sejauh ini tidak dilaporkan terjadi kerusakan tambahan. Diperoleh laporan, gempa susulan itu juga terasa di Jember.
Informasi BMKG menyebutkan, gempa susulan terasa paling kuat di Denpasar dan Mataram. Masing-masing dengan kekuatan getaran antara III-IV Skala MMI (modified mercally intencity).

Sumber: http://nasional.kompas.com
Sejumlah Wisatawan Asing Pindah Hotel Sejumlah Wisatawan Asing Pindah Hotel Reviewed by Admin on 5:54:00 AM Rating: 5
Powered by Blogger.