Masih Banyak Senjata Tak Bertuan di Libya

Sejumlah besar persenjataan, mulai dari senapan otomatis sampai tank dan
rudal antipesawat, masih tersebar di beberapa tempat penyimpanan di
Libya, tanpa penjagaan dan tak jelas siapa penanggungjawabnya.
Senjata-senjata ini dikhawatirkan jatuh ke tangan pihak yang salah dan
akan mengganggu stabilitas di Libya serta kawasan di sekitarnya.
Demikian
diungkapkan lembaga advokasi hak asasi manusia, Human Rights Watch
(HRW), yang berbasis di New York, AS, Selasa (25/10/2011).
Direktur
situasi darurat HRW, Peter Bouckaert, mengatakan, pihaknya telah
melihat dua lokasi di dekat Sirte yang berisi rudal-rudal
darat-ke-udara, tank, peluru mortir, amunisi, dan ribuan persenjataan
pesawat, baik yang berpengendali maupun tidak.
"Rudal darat ke
udara bisa menghancurkan pesawat sipil, dan senjata-senjata peledak bisa
diubah dengan mudah menjadi bom mobil atau bom rakitan, (seperti) yang
telah menewaskan ribuan orang di Irak dan Afganistan," tutur Bouckaert.
Menurut
dia, HRW sudah memperingatkan para pemimpin Dewan Transisi Nasional
Libya (NTC) dan para pendukungnya dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara
(NATO), dalam beberapa bulan belakangan, tentang simpanan senjata tak
berpenjaga yang secara rutin dijarah oleh warga.
"Sekarang setelah
pertempuran usai, salah satu prioritas utama NTC adalah mengamankan
fasilitas-fasilitas persenjataan ini, dan mengendalikan aliran senjata
yang tak terkontrol selama ini," ungkap Bouckaert.
Dunia
internasional khawatir cadangan persenjataan Libya ini bisa mengganggu
stabilitas kawasan jika jatuh ke tangan militan atau kelompok-kelompok
pemberontak yang aktif di Afrika Utara. Sebagian lagi khawatir, transisi
demokratis di Libya akan terganggu jika senjata ini diambil sisa-sisa
kelompok pro-Khadafy untuk mengobarkan perang gerilya terhadap NTC.
Menurut
HRW, Pemerintah AS telah menawarkan teknologi untuk melacak keberadaan
rudal-rudal antipesawat milik Libya, dan bersama Kanada juga menawarkan
bantuan uang untuk menghancurkan senjata-senjata ini.
Staf HRW
juga melihat, sebagian rudal SA-24, salah satu rudal darat-ke-udara
tercanggih buatan Rusia, sudah mulai dipindahkan pasukan NTC ke tempat
penyimpanan di Misrata. Namun, di lokasi lain, sedikitnya 28 rudal SA-24
diketahui hilang bersama senapan-senapan otomatis.
HRW juga
menemukan sebuah gudang amunisi yang habis dijarah orang dan melihat
berkerat-kerat granat berpeluncur roket (RPG), peluru meriam
antiserangan udara, serta berbagai amunisi lain berserakan di gurun
dekat gudang tersebut.
Bouckaert membandingkan hal ini dengan
situasi di Irak setelah gudang-gudang amunisi dijarah, setelah
ditinggalkan pasukan Saddam Hussein. Amunisi hasil jarahan itu kemudian
diubah menjadi bom rakitan untuk dijadikan bom bunuh diri atau bom
pinggir jalan.
Masih Banyak Senjata Tak Bertuan di Libya
Reviewed by Admin
on
5:06:00 AM
Rating: